Minggu, 24 November 2013

Kau Tak Akan Terganti

 Ga jd ngepost kemaren, keburu teparr abis ngetwitt di acc sebelah hehe

Sekitar 2 minggu yang lalu, teman ibu (bule sumar) dan anaknya main ke rumah. Tapi pas banget ibu lg dikampung halaman tercintah dan bapak lagi nginep di puncak bareng warga rt tempat tinggal gw. Berasa banget jadi anak kost pas ibu n bapak ga ada dirmh hehe. Alhamdulillah temannya ibu yg udh seperti saudara sendiri orangya asik. Jadi ngobrol pun seruu. Singkat cerita bule sumar minta dianter ke rumah salah satu tetangganya waktu zaman ngontrak. Yang rumahnya emang ga jauh dari tempat tinggal gw. Sebelum kesana bule sempat cerita kalau dia pernah mimpiin tetangganya dulu. Makanya mumpung lagi silaturrahim ke rmh gw. Bule mau sekalian ketemu dengan tetangganya dulu. Lagi2 soal mimpi, ga beda jauh sm post sebelumnya (--,)/||

Nah ide ngepost ini gara2 keinget kisah seorang wanita tangguh. Sebut saja Ibu Dina. Hidup bahagia dengan suami dan anak2nya (asli lupa berapa anaknya ya?? yg pasti lebih dari 4). Beliau sangat bersyukur karena dikaruniakan seorang suami yang shaleh, sederhana, dan bertanggumg jawab. 

Selesai mengadakan pernikahan putri ke 2 nya, sang suami mengingatkan kepada istrinya. Hal-hal apa saja yang belum terselesaikan harus segera diselesaikan. Urusan dengan salon, tukang masak, dll. Sang isteri menjawab dengan senang dan berkata, Alhamdulillah klo smua sudah terselesaikan. 

Sepulang dari masjid suami bu Dina merasakan sakit perut yang luar biasa, khawatir terjadi apa-apa dengan suaminya. Maka bu Dina dibantu oleh para tetangga membawa suaminya ke RS. Belum sampai di RS suami bu Dina sudah menghembuskan nafas yang terakhir. Suami bu Dina meninggal dalam perjalanan menuju RS. Kesedihan mendalam dirasakan betul oleh bu Dina dan keluarga. (Kejadian ini sdh terjadi belasan thn yg lalu)

Beliau menceritakan kepada kami, semasa hidupnya bapak adalah pribadi yang hangat, bertanggung jawab, sederhana, dan tidak banyak menuntut kepada isteri. Ditinggal oleh suami dengan cara seperti ini sangat berat. Karena berbeda dengan orang yang memang sakit sdh lama, isteri bisa merawatnya, sll berada disampinya, memberi dukungan. Bu Dina mesti berjuang keras untuk anak2nya yang masih sekolah. Berjuang mencari nafkah guna menghidupi dan menyekolahkan anak2nya.

Sama sekali tidak terlintas dipikiran bu Dina untuk menikah lagi atau mencari sosok pengganti suaminya. Setiap saat dia sll teringat suaminya, kesederhanaanya, tanggung jawabnya. Ketulusan cinta bu Dina kepada suaminya diwujudkan dengan bekerja keras dan Alhamdulillah anak-anak bu Dina dapat menyelesaikan sekolahnya. 

Buat gw pribadi kisah bu Dina menginspirasi sekali. Menjalani kehidupan pernikahan dengan hidup sederhana membuatnya selalu bersyukur karena dianugerahi suami dan anak2 yang membuatnya selalu kaya. Usia pernikahan itu rahasia Alloh, tidak ada yang tau sampai usia berapa kita berjodoh dengan pasangan kita. Bisa saja isteri terlebih dulu yang meninggal maupun sebaliknya. Teruskan perjuangan hidup dan jangan menyerah. Alloh selalu bersama kita. Perempuan harus tangguh. Dan tetap memohon pertolongan kepada Alloh dan biarkan Alloh yang menyelesaikan dengan cara-NYA. Beberapa point itu yang bisa gw ambil dari kisah bu Dina. 



*tidak ada yang tau sampai usia berapa kita berjodoh dengan pasangan kita (kata2 ini harus diedit nie) coz yang nulis belum menjalani hehe Kaburrrr (^0^)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar